twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 18 Mei 2016

Gambaran Umum KSU AMPUH


Koperasi Serba Usaha "Amanat Masyarakat Peduli Umat Hindu" didirikan atas prakarsa Lembaga Peduli Umat Hindu yang mana anggotanya sebagaian besar terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat yang secara intensif menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat ekonomi lemah, khususnya Umat Hindu. Di mana Umat Hindu di Bali melaksanakan kewajiban ibadah dan tanggungjawab terhadap leluhur cukup besar, untuk mempertahankan tradisi budaya khususnya bagi umat Hindu yang kurang mampu diperlukan uluran tangan dari berbagai pihak, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan termasuk LPUH (Lembaga Peduli Umat Hindu) yang sekarang telah berbentuk yayasan, yaitu “Yayasan Peduli Umat Hindu” (YPUH), memiliki inisiatif untuk mendirikan koeprasi yang dapat membantu dan memperkuat posisi umat yang kurang mampu menjadi lebih baik, bahkan dapat melaksanakan seluruh kewajibannya terkait dengan tanggungjawabnya dalam mempertahankan tradisi, agama dan kepercayaannya. KSU AMPUH didirikan oleh Dewan Pendiri berjumlah 24 (dua puluh empat) orang pada tanggal 31 Agustus 2010 melalui Rapat Pembentukan Koperasi dengan program utama adalah Simpan Pinjam. KSU AMPUH sejak dirintis tanggal 31 Juli 2010 didukung oleh anggota mencapai 122 (seratus dua puluh dua) orang, dan telah memiliki Badan Hukum Nomor:   67/BH/XXVII.3/V/2010, tanggal: 2 Mei 2010,  dengan akta Notaris Farida Andriani, SH Nomor : 02 tertanggal 10 April 2010,

Sosialisasi Layanan Keuangan Digital Bagi Gerakan Koperasi Se-Kabupaten Buleleng





Kegiatan sosialisasi Layanan Keuangan Digital (LKD) yang dilakukan oleh, Bank Indonesia, Bank Mandiri, BRI  bekerjasama Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi kabupaten Buleleng, yang diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 17 Mei 2016, di Hotel Grand Surya Seririt, menyebutkan bahwa potensi  keuangan di masyarakat masih sangat tinggi, untuk mendapat layanan jasa keuangan perbankan. Kecenderungan masyarakat tidak menggunakan jasa keuangan perbankan, disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
  1. Jarak perbankan dengan domisili penduduk jauh
  2. Produk yang ditawarkan perbankan tidak sesuai dengan harapan masyarakat
  3. Informasi produk perbankan yang tidak dipahami
  4. Pendapatan masyarakat masih rendah, sehingga pendapatannya hanya dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari
  5. Tidak memiliki dokumen dan identitas yang diperlukan untuk mengurus keuangan
  6. Persepsi masyarakat terhadap perbankan belum baik
  7. Pilihan bank hanya pada nasabah besar, sedikit biaya tetapi keuntungan lebih besar